Siapa wanita di story Facebook-mu itu, Ros?
Sebuah pesan masuk melalui WA ketika aku baru saja menghempaskan tubuhku di atas sofa. Ternyata chat dari Hanik. Aku tidak langsung menjawab. Aku hanya memperhatikan teks kalimat tanya itu dengan perasaan campur aduk. Aku tahu Hanik adalah teman masa kuliah yang tetap menjadi sahabatku hingga saat ini. Selepas lulus kuliah, kami berpisah jarak, berbeda kota tapi masih berada di satu provinsi. Setahun berikutnya dia diterima sebagai PNS pada institusi dinas pemerintahan lingkup provinsi. Sedangkan aku tiga bulan setelah lulus kuliah langsung menikah dengan pacarku satu almamater. Kini aku memiliki empat anak dari hasil pernikahan tersebut. Sedangkan Hanik memiliki dua anak dari pernikahannya dengan seorang pengusaha.
Memang selama kuliah, Hanik adalah teman curhatku jika ada masalah. Dia adalah bestie-ku. Hanik juga sering menceritakan masalah pribadi dan keluarganya kepadaku. Kami berdua berbagi rasa soal padatnya kegiatan dan tugas kampus. Setelah memiliki kehidupan rumah tangga masing-masing, kami jarang bertemu meskipun tetap menjalin komunikasi jarak jauh. Namun, aku jadi lebih suka menuangkan keluh kesahku melalui media sosial. Memang kami pernah bertemu sesekali untuk sekadar ngobrol dan ngopi terutama waktu aku masih punya satu anak. Setelah anak kedua, ketiga, dan keempat lahir, aku seperti tak ada waktu. Kesibukan sebagai istri dan ibu rumah tangga menguras waktu, tenaga, dan pikiranku.
Aku melirik kembali chat dari Hanik. Bulir bening mengembang di sudut mataku. Ingin aku rasanya memeluk Hanik dan menceritakan semuanya. Aku mengusap air mataku kemudian membalas chat dari Hanik.
Itu wanita selingkuhan suamiku, Nik.
Pesan yang kukirim sudah centang biru. Artinya Hanik sudah membuka atau melihatnya. Hanik sudah tahu bahwa suamiku adalah manajer proyek yang juga meninjau lapangan bersama dengan perencana konsultan sebelum kegiatan konstruksi dimulai. Bagaimanapun juga suamiku punya prinsip untuk sesekali turun langsung melihat perkembangan konstruksi meskipun di lapangan sudah ada mandor proyek yang mengawasi dan memberikan laporan secara rutin dan berkala sehingga pembangunan bisa berjalan sesuai kesepakatan antara kontraktor dan pemilik proyek. Karena ada beberapa proyek di lokasi geografis yang berbeda, suamiku tentu saja harus sering melakukan trip ke kota dan provinsi yang berbeda. Di titik inilah kesetiaan suamiku diuji. Dia tergoda wanita lain.
Rosi, kali ini kamu ikut saranku aja agar suamimu berubah.
Apa itu, Nik?
Aku menunggu balasan dari Hanik. Sebelumnya aku memang sudah pernah bercerita tentang gelagat dan tabiat suamiku yang cenderung mengarah ke perselingkuhan. Seperti sudah menjadi karakter yang melekat. Satu kali ketahuan dan dia minta maaf lantas kumaklumi. Akan tetapi, dia kini mengulangi. Balasan chat dari Hanik sudah kubaca. Cukup panjang isinya. Pada intinya dia mengajakku menemui seorang konselor di daerah Semarang yang selama ini menjadi rujukan dia dan suaminya ketika ada masalah yang membuat mereka mengalami kebuntuan dalam menemukan titik temu dan mencari solusi terutama masalah keluarga dan karir. Satu nama dia sebut: Gus Massar.
Dari pertemuan pertama dengan Gus Massar, titik terang mulai muncul. Saya menunjukkan foto suami dan wanita selingkuhannya kepada Gus Massar. Suami saya ternyata terkena guna-guna melalui media minuman yang disediakan oleh wanita selingkuhannya. Akhirnya, melalui beberapa sesi terapi, suami saya bisa lepas dari wanita selingkuhannya. Suami saya sekarang lebih perhatian kepada saya dan anak-anak kami. Saya sungguh berterima kasih kepada Hanik dan Gus Massar. Semoga kalian senantiasa sehat dan banyak rezeki.
NB :
Kisah ini berdasarkan pengalaman nyata salah satu klien Gus Massar dan dipublikasikan atas persetujuan klien dengan nama samaran.