DIMUSUHI IBU MERTUA

Aku 11 Tahun Nikah Beda Agama, Dulu Mertua Menerimaku Tapi Kini Memusuhi  Karena...
Tulisan kisah nyata ini berpusat pada seorang perempuan. Sebut saja dia Sinta. Sinta menikah dengan lelaki—sebut saja dia Alex. Sinta dan Alex menikah secara Katolik sesuai dengan agama yang mereka anut. Agama keluarga mereka berdua. Namun, ada satu hal yang perlu digarisbawahi dalam kisah ini: ibunya Alex benci kepada Sinta. Sinta tidak disukai ibu mertuanya hanya karena hal yang tidak terlalu prinsipil yaitu karena postur tubuh Sinta yang pendek. Ibu mertuanya khawatir kalau anak-anak Alex akan lebih mirip Sinta dalam hal tinggi badan yang kurang proporsional dan ideal.
Ketika masih pacaran, hubungan Sinta dan Alex memang sempat ditentang ibunya Alex karena perkara tinggi badan. Postur tubuh Sinta memang mungil seperti Yuni Shara. Akan tetapi Sinta meyakini bahwa persoalan tinggi badan hanyalah alasan permukaan untuk menutupi alasan yang sebenarnya yaitu Sinta berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi di bawah keluarga Alex. Sinta dianggap tidak sekufu atau selevel. Rasa tidak suka sang ibu mertua bahkan diekspresikan pula dengan ketidakpedulian terhadap anak-anak Sinta dan Alex yang tak lain adalah cucunya alias darah dagingnya sendiri.
Sebenarnya jauh-jauh hari, Gus Massar sudah pernah mengingatkan bahwa meskipun Sinta akan bisa menikah dengan Alex dan berbahagia, ujian akan datang dari ibu mertua. Dan memang benar itu terjadi. Pada kenyataannya, Sinta dianggap sebagai orang asing yang jarang diundang dalam perhelatan besar keluarga. Kalaupun diundang dan hadir, Sinta dianggap tidak ada. Karena sudah diberitahu Gus Massar, maka Sinta tidak heran apalagi merasa sedih ketika di acara sungkeman, saat menikah di gereja, ibunya Alex tetap duduk melipat tangan. Dia tidak mau menyentuh Sinta sama sekali ketika Sinta sungkem.
Sinta mengenal Gus Massar melalui tantenya. Selama pernikahan berlangsung, Gus Massar telah memberi mandat kepada tantenya Sinta untuk mendampingi Sinta. “Biarpun kamu tidak diterima sepenuhnya oleh keluarga Alex, ada sisi positif yang bisa kamu ambil. Kamu tidak perlu membuang banyak waktumu untuk berbasa-basi penuh omong kosong dengan ikut nimbrung obrolan mereka,” kata tantenya menasihati. Selain itu, menurut tantenya, ada keuntungan lain yang bisa dipetik yaitu Sinta bisa lebih fokus mendidik anak-anaknya tanpa campur tangan ibu mertua. Hanya saja, kalau Sinta tak terlihat dalam acara keluarga, memang dia jadi bahan gosip untuk diperbincangkan dan itu tidak perlu ditanggapi terlalu serius.
Ketika Alex menghadiri acara keluarga atas permintaan ibunya, Sinta menggunakan waktunya untuk mengajak anak-anaknya jalan-jalan, berenang, atau pergi ke rumah kakek dan nenek (ayah dan ibunya Sinta). Pada waktu sore, Alex baru menyusul untuk bergabung istri dan anak-anaknya. Bahkan ketika ayah Alex meninggal, Sinta dilarang menghadiri upacara pemakaman. Atas inisiatif dan saran dari ibu kandung Sinta, maka Sinta menggelar misa arwah sendiri yang dihadiri oleh umat dari lingkungan sekitar komplek tempat tinggalnya. Dalam proses menyikapi ibu mertua, Gus Massar berharap agar Sinta senantiasa bersabar sembari tetap secara periodik menjalani konseling dan terapi agar matang dan kokoh dari sisi batin dan pikiran.
Sinta adalah seorang PNS di sebuah kementerian dengan karir cemerlang. Pada awal karirnya, Sinta sempat ditugaskan ke beberapa lokasi. Alex dan anak-anak selalu ikut pindah kota sesuai tugas dan jabatan Sinta. Sedangkan Alex berprofesi sebagai arsitek dan desainer interior. Alex bisa bekerja dari rumah (WFH= work from home) dan sewaktu-waktu terbang ke lokasi proyek yang dia kerjakan. Tahun berganti dan jabatan Sinta semakin tinggi lalu mulai menetap di Jakarta. Selama itu Sinta merasa damai karena tidak dipusingkan oleh pendapat ipar dan mertua. Hingga suatu ketika tiba-tiba muncul momen di mana ibu mertua Sinta menelepon sambil terisak menangis dan meminta maaf atas segala sikap dan perlakuannya kepada Sinta selama ini. Inilah saat hati ibu mertua mulai terbuka dan sadar sebagai buah kesabaran Sinta atas anjuran dari Gus Massar.
Catatan: tulisan ini dihimpun dari arsip klien sebagaimana dikisahkan oleh Sinta kepada Tim Redaksi gusmassar.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *