TANYA :
Kepada Gus Massar yang saya hormati. Saya istri kedua dari seorang pebisnis yang menekuni usaha impor mobil mewah dan alat-alat elektronik. Saya sering mendapat teror dari istri pertama suami saya. Padahal dia sudah mengijinkan suaminya—yang kini suami saya juga—menikah dengan saya. Kami sebetulnya sudah pernah bertemu beberapa kali sebelumnya dan dia bilang dia rela kalau saya menjadi madunya. Namun akhir-akhir ini dia sering marah-marah melalui telepon dan mengirim chat yang intimidatif kepada saya bahkan kepada anak saya. Ada juga nomor tidak dikenal yang menelepon saya agar menjauhi suami saya. Bagaimana saya harus menyikapinya?
Sella, Jakarta.
JAWAB :
Ibu Sella di Jakarta. Saya melihat ada yang memprovokasi istri pertama untuk mengganggu Anda. Sebetulnya Anda bisa melaporkan istri pertama kepada pihak kepolisian atas tuduhan perbuatan yang tidak menyenangkan. Namun saya tidak menganjurkan itu karena akan berbuntut panjang dan masalah pribadi keluarga Anda akan menjadi konsumsi publik. Oleh karena itu ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
Pertama, kalau mengganti nomor hape tidak memungkinkan, Anda bisa mengunduh aplikasi yang bisa Anda install di hape untuk memblokir nomor-nomor telepon yang terindikasi suspected spam sehingga tidak bisa melakukan panggilan kepada Anda seenaknya. Kedua, jangan terlalu dipikirkan dan dimasukkan ke dalam hati dan perasaan apa yang menjadi isi chat istri pertama. Selain tidak bisa mengubah keadaan dan kenyataan bahwa status Anda juga sebagai istri sah, isi chat atau teks pesan yang terlalu Anda pikirkan akan berpengaruh pada kondisi psikis dan kesehatan mental Anda. Anda bisa menghapusnya. Ketiga, Anda bisa berdiskusi dengan suami perihal istri pertama ini. Terakhir, Anda segera menghubungi kontak saya yang ada di menu profil website ini agar istri pertama dan suami tetap respek dan sayang kepada Anda dan anak Anda.
Salam.