Salah satu hal yang dikhawatirkan oleh orang-orang yang terjun dalam dunia seni peran di industri hiburan adalah usia yang bertambah tua dan sepi job. Itulah yang pernah aku rasakan sekian tahun lamanya. Sebagai aktris yang pada usia belia sudah merambah dunia akting, model, dan iklan, rasanya kekhawatiran itu tidak berlebihan dan memang terbukti. Empat tahun lamanya aku seperti kehabisan tawaran peran. Aku bukannya tidak punya uang untuk sekadar membiayai kebutuhan hidupku tapi dunia akting sudah seperti bagian dari aliran darahku. Menyatu dalam tubuh dan jiwaku. Tanpa bekerja memerankan karakter untuk sinema, hidupku seperti mati sebelum mati.
Munculnya banyak aktor dan aktris muda tak bisa dipungkiri turut menggeser posisi pemain film dan sinetron kawakan. Merebaknya media sosial, industri kreatif dan digital ikut merebut kue pangsa pasar yang tadinya menjadi milik industri hiburan di televisi maupun bioskop. Apalagi dengan adanya Youtube yang memunculkan youtuber dan content creator dalam membuat film berdurasi pendek yang kalau bagus bisa viral dan ditonton jutaan kali. Pihak produser, sutradara, dan tim kreatif mulai melirik seleb medsos terutama selebgram berwajah bening yang ramai dengan endorse dan punya follower banyak. Rasanya tidak susah mencari wajah-wajah baru yang cantik dan ganteng berusia belasan tahun meskipun kemampuan akting adalah persoalan lain yang bisa dipoles dan dilatih serta diperbaiki seiring waktu.
Ketika aku melihat beberapa aktor dan aktris senior seperti Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Mathias Muchus, Ray Sahetapy, Meriam Bellina, masih eksis bermain film, aku merasa sedih dan muncul iri. Mereka semua pernah adu akting bersamaku dalam beberapa judul film berbeda. Memang kemudian aku agak egois lebih mementingkan idealisme dalam artian ketika aku ditawari skrip naskah skenario untuk film lalu aku baca dan tidak cocok dengan tema dan genre film tersebut maka aku menolak ikut berperan. Hal tersebut membuat aku tidak begitu dilirik sutradara selain faktor penyebab lain seperti wajahku yang memang tidak semulus dan secantik saat muda atau tubuhku yang tidak semolek dulu.
Sebetulnya ada hal lain sebagaimana pengalamanku berkecimpung di industri perfilman yaitu adanya oknum aktor dan aktris yang menggunakan pengasihan dan memasang susuk agar tampil menarik. Aku pernah melakukan itu dan berkat saran dari seorang teman maka kurelakan untuk dilepas. Ternyata hal itu turut berdampak pada karirku. Meskipun demikian, atas saran dari temanku, seorang aktris yang sampai saat ini masih terkenal, aku disuruh menemui Ustaz Massar. Beliau, menurut temanku, bisa membantuku agar aura keartisanku sebagai selebritis dan aktris bisa muncul kembali meskipun tanpa pasang susuk. Dan memang terbukti. Di tahun 2023 ini aku sudah membintangi empat film kendati bukan sebagai pemeran utama tapi aku sudah merasa senang bisa kembali ke dunia akting layar lebar. Gambar wajahku muncul di poster film yang dipasang di internet dan studio gedung bioskop. Kerinduanku terhadap syuting di depan kamera, suara ketukan clapperboard, dan teriakan “action” sang sutradara sudah tunai terobati. Awal tahun 2024 nanti aku akan ikut syuting film untuk platform layanan streaming berbasis video on demand dan semoga filmnya bisa tayang di Netflix. Tetap semangat!