SUAMI BERSELINGKUH

TANYA

Gus Massar yang saya hormati. Perkenalkan nama saya Septiani. Saya mengirim tulisan ini berdasarkan saran teman saya yang sudah pernah berkonsultasi dengan Gus Massar melalui rubrik konsultasi di majalah beberapa tahun yang lalu. Dia bilang kalau masalahnya berhasil diselesaikan dengan baik. Kehidupan ekonominya sudah stabil, makmur dan sejahtera. Jadi begini Gus. Saya dan suami sudah 10 tahun menikah sejak 2013. Namun, dua tahun ini mulai 2021, suami saya ternyata berani selingkuh. Saya tidak asal menuduh atau berprasangka tapi saya sudah berusaha mencari bukti dan tanya sana sini untuk klarifikasi dan check and recheck kebenarannya.

Sepanjang kurun waktu dua tahun itu sikap suami saya berubah. Dia tidak pernah menceritakan detail perjalanannya ketika pergi ke luar kota. Padahal sebelumnya, dia sangat antusias kalau akan pergi ke mana saat didelegasikan oleh perusahaan dengan memberitahu saya bukti pemesanan tiket pesawat dan reservasi hotel untuk menginap. Suatu ketika dia bilang mau pergi ke Balikpapan untuk keperluan proyek kerjasama perusahaan padahal saya tahu kalau perusahaannya tidak ada kerjasama proyek di sana. Mengapa saya bisa tahu? Saya sudah menelusuri website perusahaan suami dan transparansi kerjasama serta lelang proyek dengan perusahaan lain dipublikasikan di website dan harus diaudit oleh lembaga resmi. Perusahaannya hanya punya proyek kerjasama di area Sumatra bukan di Kalimantan.

Langkah saya selanjutnya adalah saya menghubungi maskapai penerbangan langganan suami saya untuk mengetahui akses check in suami saya. Ini bukan privilege tapi semata-mata saya adalah bagian dari anggota keluarga penumpang yang mengkhawatirkan keselamatan suami saya. Suami saya memiliki status keanggotaan (member) penumpang eksklusif prioritas pemegang platinum card. Dari situ saya tahu nomor dan jam penerbangan, dengan siapa dia pergi, dan kapan kembali ke Jakarta karena tiket yang suami sudah pesan adalah tiket pulang pergi (PP) untuk dua orang sekaligus. Ternyata suami saya tidak menuju Balikpapan tapi menuju Batam dengan seorang wanita yang tak lain adalah rekan kerjanya. Wanita inilah yang sering pergi dengan suami saya selama dua tahun ini.

Menurut Gus Massar, apakah saya harus bercerai atau saya memaafkan suami atas perselingkuhannya? Saya belum pernah menceritakan masalah rumah tangga saya kepada orangtua saya kalau suami saya selingkuh. Mengingat ayah saya sudah pernah terserang stroke dan saya tidak ingin membuat orangtua saya terbebani pikirannya dengan masalah rumah tangga saya. Di sisi lain, saya juga memikirkan masa depan anak-anak saya jika saya bercerai karena secara keuangan selama ini kebutuhan saya dan anak-anak tercukupi. Saya berharap Gus Massar berkenan membantu saya. Terima kasih sebelumnya.

Septiani, Jakarta

JAWAB

Ibu Septiani di Jakarta. Terima kasih juga telah menjadikan rubrik konsultasi sebagai referensi Anda dalam mencari solusi persoalan rumah tangga Anda. Sampaikan salam saya juga kepada teman Anda yang telah berhasil keluar dari masalah yang membelit keluarga dan rumah tangganya. Untuk masalah Anda ini saya langsung saja menawarkan dua langkah. Jika Anda masih mencintai suami Anda dan tidak ingin bercerai, silahkan Anda datang menemui saya dengan membawa foto suami atau foto wanita yang jadi selingkuhan suami. Saya akan membantu menaikkan level energi positif dalam diri Anda agar suami kembali mencintai Anda dan kagum dengan pesona aura kepribadian Anda yang terpancar cerah. Wanita yang jadi selingkuhan suami Anda akan menjauhi suami Anda. Suami Anda juga tidak akan peduli dan perlahan melupakan wanita tersebut. Silahkan menghubungi email atau nomor WA yang tertera di profil website saya.

Jika Anda ingin berpisah dengan suami, saya melihat saat ini bukan saat yang tepat. Anda butuh banyak persiapan karena ini terkait dengan kondisi perekonomian yang harus Anda hadapi bersama anak-anak Anda. Anda harus mandiri dulu dalam keuangan agar tidak terlalu bergantung pada suami. Dengan memiliki penghasilan sendiri, seorang istri tidak akan mudah direndahkan oleh suami. Apalagi kalau karakter suami sudah tidak baik akibat dari kultur keluarga yang patriarkis dan menganggap wanita hanya makhluk kelas dua. Demikian yang bisa saya sampaikan. Selamat bergabung bersama mereka yang sudah berkonsultasi dengan saya dan menemukan jalan keluar demi hidup yang lebih bahagia dan bermakna. Salam.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *