Pertemuan tahunan para pengusaha angkutan alat berat dan logistik dunia dalam perhelatan Globalink Network dan Global Value Network 2024 yang berlangsung di Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua Bali, 22-25 April 2024 menjadi tonggak bersejarah dalam hidupku. Aku berkenalan dengan pengusaha asal Kanada. Memang dari segi usia aku dan dia terpaut jauh. Dia duda yang lebih tua 11 tahun dari usiaku yang kini 28 tahun. Aku bertemu dengannya saat “Welcome Cocktail Party” yang diadakan pada Senin 22 April 2024 malam Selasa. Welcome Coktail Party ini disponsori oleh Pearl Logistics, perusahaan freight forwarding asal Thailand yang telah berdiri sejak tahun 2000.
Tahun 2022 yang lalu, yang menjadi sponsor kegiatan “Cocktail Party Host” atau pesta acara pembukaan adalah PT Trans Continent yang berlangsung di Hotel JW Marriott Marquis, Dubai, Uni Emirat Arab. Tahun 2024 ini PT Trans Continent, perusahaan multimoda transport milik pengusaha asal Aceh yaitu Ismail Rasyid, menjadi tuan rumah acara secara keseluruhan. Usahaku untuk mendapatkan kenalan yang mau diajak serius untuk menikah dalam acara tahun 2022 tersebut gagal.
Tentu aku tidak ingin gagal kedua kalinya pada tahun ini. Ada hadir peserta dari 39 perusahaan dari 60 negara. Oleh karena itu, aku sudah menemui Gus Massar sebelum perhelatan tahun 2024 ini setelah kesana kemari bertanya kepada beberapa temanku yang berhasil menikah dengan pria dari negara lain. Mayoritas memberi jawaban yang sama bahwa mereka berhasil menggaet dan menarik hati pria bule karena berkonsultasi dengan Gus Massar dari Semarang.
Keesokan harinya, Selasa 23 April tiap peserta mendapatkan kesempatan untuk one by one meeting selama 20 menit dengan masing-masing partner yang sudah saling booking untuk mendiskusikan bisnis. Tujuan utama one by one meeting adalah melakukan tinjauan ulang bisnis, mendiskusikan prospek dan peluang pekerjaan yang akan datang dan mengevaluasi pekerjaan yang sudah dilakukan. Aku tidak melewatkan kesempatan ini untuk bertemu lagi dengan pria yang kuincar. Kami membicarakan bisnis sekaligus janji bertemu lagi saat dinner pada malam harinya.
Sebagaimana saran dari Gus Massar padaku, ada beberapa hal yang harus aku perhatikan ketika aku berbicara dengan orang lain yaitu gestur, intonasi, dan mimik muka. Penggunaan dan pilihan kosakata juga aku perhatikan untuk terlihat lebih atraktif. Selain itu, aku lebih memilih baju yang tidak terlalu terbuka. Aku tidak ingin dilihat cantik dan menarik karena dari sisi tubuh fisik saja. Aku ingin dilihat sebagai perempuan yang memiliki kemampuan mengimbangi lawan bicara dengan kapasitas kecerdasan intelektual dan kemampuan berkomunikasi. Dalam hal ini aku harus bersikap profesional menempatkan diriku dalam posisi kerja mewakili perusahaan sekaligus memiliki agenda pribadi yaitu mendapatkan calon suami. Dan aku memang tegas mengatakan bahwa aku sebenarnya tidak ingin bermain-main dalam suatu hubungan tapi serius untuk menikah. Puji Tuhan, setelah rentetan pertemuan dan komunikasi, pria yang kutarget akhirnya luluh juga. Dia menyatakan serius ingin membawa hubungan kami menuju pelaminan. Dia merasa cocok dan nyaman denganku dalam banyak hal.
Deandra, Jakarta