SUAMI MENJADI KORBAN KDRT

Banyak Juga Suami Jadi Korban KDRT Sang Istri, Ini Kasus Paling Menonjol -  Tribun-bali.com

Kafe waralaba tempat minum kopi asal Amerika Serikat sore itu cukup riuh. Semua kursi sudah penuh terisi. Kafe yang terletak di lantai dasar gedung Bursa Efek Jakarta di bilangan SCBD, Jakarta Selatan itu memang kerap menjadi area ngopi saat pagi, siang, ataupun sore hari saat para pekerja kantoran melepas penat setelah berkutat dengan kesibukan seharian. Aku memilih duduk di pojok menunggu seseorang yang hendak menceritakan hal penting. Orang itu adalah atasanku di kantor.
Lelaki itu mengenakan hem warna biru muda dan dasi biru tua. Jas hitam yang tidak ia kenakan digamit dengan tangan kirinya. Aku berdiri melambaikan tangan. Ia berjalan tergopoh-gopoh ke arahku. Di tengah dengung obrolan pengunjung kafe yang entah mereka membicarakan apa, lelaki yang tak lain adalah Reno atasanku kemudian menyapaku. Wajahnya terlihat kusut.
“Sore, Rin. Sorry ya terlambat 1 menit.” Reno melirik jam tangannya.
“Tidak apa-apa, Pak,” jawabku sembari tersenyum.
Ia mengatur nafas, meletakkan jas hitam di punggung kursi, lalu duduk di depanku. “Kamu dah pesen, Rin? Kopi gitu atau cemilan.”
“Belum, Pak. Saya juga baru duduk tiga menit yang lalu.”
“Oke, kalo gitu kamu yang pesen ya. Aku espresso double shot. Kamu terserah mau pesen apa biar aku aja yang bayar.”
Di meja kami akhirnya terhidang Espresso, Cappuccino, dan Croissant. Uap panas yang menguar dari cangkir turut menebar aroma wangi kopi. Reno menyeruput kopinya.
“Aku lagi pusing, Rin. Kamu dulu kan pernah cerai terus nikah lagi, Rin. Jadi itulah yang jadi alasan kenapa aku kayaknya harus menceritakan masalah rumah tanggaku ke kamu. Siapa tau kamu ada sesuatu yang insightful gitu,” ucap Reno.
Kami berbincang-bincang hingga kurang lebih satu jam. Apa yang diceritakan oleh Reno sebetulnya bukan hal baru dan ganjil bagi saya. Seorang suami menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan pelaku istrinya sendiri. Tindakan manipulatif and abusive terhadap pasangan dalam rumah tangga tidak hanya dilakukan oleh suami kepada istrinya tapi juga tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh istri terhadap suaminya.
Selama 19 tahun berumah tangga sejak awal menikah Reno merasa tak berkutik di hadapan istrinya. Ketika istrinya memaki dan marah, Reno bagaikan orang linglung yang tak kuasa membantah. Ia juga tak mampu menolak saat istrinya ada permintaan atau kehendak. Reno hanya bisa diam saja ketika kepalanya ditoyor atau rambutnya dijambak. Ia tak sanggup membalas atau bahkan sekadar berpendapat. Tidak hanya Reno. Anaknya, putri semata wayang yang sudah tumbuh remaja dan duduk di bangku kuliah, juga sering menjadi sasaran kekerasan verbal maupun fisik yang dilakukan oleh istrinya, ibu kandung anaknya sendiri. Reno terpaksa membawa putrinya untuk mengungsi ke suatu tempat yang aman yakni kos mahasiswa yang terbilang mewah.
Saya kemudian merekomendasikan Reno untuk menemui Gus Massar. Saya bisa lepas dari kemelut rumah tangga yang sebelumnya dan akhirnya bertemu dengan lelaki yang tepat yang kini menjadi suami saya juga tak lepas dari arahan dari Gus Massar. Dan memang dugaan saya tepat. Reno berada dalam kendali tak kasat mata. Istrinya menggunakan hal-hal berbau mistis demi menundukkan Reno dan itu diajarkan oleh ibu sang istri yang tak lain adalah ibu mertua Reno. Itulah yang diceritakan oleh Reno kepadaku pada pertemuan berikutnya setelah dia berkonsultasi dengan Gus Massar. Ketika kisah ini saya tulis, Reno sudah bercerai dengan istrinya. Ia sudah tidak tahan dengan kelakuan istrinya dan sudah berani mengatakan “tidak” atau membantah kemauan istrinya. Wajah Reno sudah sumringah. Ia seperti terlepas dari belenggu. Saya yakin Reno bisa lebih bahagia. Ia lelaki mapan dan tampan. Semoga ia bisa bertemu wanita yang benar-benar menyayanginya dan juga menyayangi putrinya.

Dikisahkan oleh klien Gus Massar dengan perubahan nama demi menjaga privasi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *